Jumat, 01 Februari 2013

Islam Wetu Telu di Gumi Sasak

Islam Wetu Telu adalah sistem kepercayaan sinkretik hasil saling silang ajaran Islam, Hindu, dan unsur animisme dan antropomorfimisme (Boda). Komunitas Islam Wetu telu adalah segolongan minoritas dari etnis Sasak penganut sistem kepercayaan sinkretik hasil saling silang ajaran Islam, Hindu dan unsur animisme dan antropomorfimisme (Boda). Adanya sikritisme semacam itu tercermin pula pada sejumlah lontar yang ditemukan di Lombok, banyak diantara lontar tersebut yang dimulai dari lafal “Bismillah” tapi selanjutnya  memberikan ajaran yang jelas-jelas berdasarkan filsafat Hindu dan Budha. Oleh karena itu Vogellaesaeng mengatakan bahwa Islam Wetu Telu adalah agama Majapahit (Hindu dan Budha) yang sudah dipernis dengan ajaran Islam.


Pada awal penyebaran agama Islam di Lombok, para penyebar Islam tidak pernah menyinggung adat, malah sebaliknya menggunakan adat sebagai alat penyebar Islam selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Al-Quran ditulis dengan memakai tinta Cina, begitu pula dengan kitab-kitab agama dari bahasa Arab disusun dalam bahasa Jawa Kuno dalam bentuk tembang seperti :




  1. shalat mayit

  2. shalat hari lebaran

  3. shalat jum’at


Pada awal penyebaran Islam, para penyebar tidak mewajibkan secara langsung kepada masyarakat di Gumi Sasak untuk Shalat Wajib tetapi yang Shalat cukup hanya Kyai dan Pemangku. Hal inilah yang terjadi sampai sekarang sebagai sebuah bentuk ajaran Islam Wetu Telu.


  A. SEBAB KEMUNCULAN ISLAM WETU TELU


Berdasarkan penjelasan tersebut di atas secara rinci dapat dijelaskan bahwa sebab-sebab  munculnya Islam Wetu Telu sebagai berikut :




  1. Akibat proses Islamisasi yang belum tuntas menjadi penyebab utama munculnya Islam Wetu Telu. Hal dapat terlihat bahwa,

    • kedatangan Islam pada saat kuatnya kepercayaan tradisional seperti animisme, dinamisme, antropomorfisme (Boda).

    • dominasi ajaran Hindu Majapahit yang telah mendalam.

    • Para mubalig yang menyampaikan Ajaran Islam meninggalkan tempat tersebut untuk menyebarkan agama Islam ke tempat/daerah lain seperti Sumbawa, Dompu dan Bima.

    • Para murid yang melanjutkan pengajaran agama Islam memiliki keilmuan tentang Islam yang belum tuntas dari gurunya.

    • Keengganan dan ketidakmampuan menafsirkembangkan ajaran Islam.

    • Metode Dakwah yang tidak merusak adat istiadat setempat. Sikap toleran para mubalig terhadap kepercayaan lokal tradisional menimbulkan persepsi tersendiri di kalangkan masyarakat Sasak bahwa ajaran Islam sejatinya tidak berbeda dengan kepercayaan leluhurnya.

    • Kebijakan politik keagamaan para penguasa Hindu-Bali di Lombok yang secara umum menghambat proses pembinaan keagamaan umat Islam.

    • Penyebaran Agama Hindu secara aktif dilangsungkan menyusul semakin pudarnya keislaman pada masyarakat Sasak. Demikian (Nirartha), seorang pendeta berkasta Brahmana yang aktif berusaha menyebarkan Hindu berdasarkan mandat dari raja Bali. Dalam praktiknya, ia mencoba meramu antar unsur dalam ajaran Islam, Hindu dan kepercayaan tradisional (boda) masyarakat.


     


B.   ARTI dan MAKNA WETU TELU

Beberapa arti dan makna Wetu Telu dapat dijabarkan sebagai beerikut




  1. Wetu berarti hukum dan telu berarti tiga. Adapun hukum yang ketiga itu yang dimaksudkan ialah



  • adat

  • agama

  • pemerintah


2. Semua makhluk hidup muncul (metu) melalui tiga jenis sistem yaitu

  • mentiuq (berkembang  biak dari benih) seperti tumbuhan

  • menteluq (bertelur) seperti unggas

  • menganak (melahirkan) seperti manusia


3. Pengakuan terhadap Tuhan, Adam dan Hawa

4. Keharusan semua makluk hidup melalui tiga tahapan rangkaian siklus yaitu :

  • menganak (dilahirkan)

  • urip (hidup)

  • mate (meninggal dunia)


5. Kepercayaan masyarakat terhadap Al-Quran, Hadist, dan Ijma para ulama.

6. Kenyataan hidup yang tidak pernah terlepas dari

  • hari

  • bulan

  • tahun


C.   KOMUNITAS dan RITUAL WETU TELU

Sampai saat ini, komunitas Waktu Telu terletak di kawsan Tanjung dan beberapa desa di kecamatan Bayan seperti Loloan, Anyar, Akar-akar, dan Mumbul Sari. Sedangkan dusun-dusunnya memusat di Senaru, Barung Birak, Jeruk Manis, Dasan Tutul, Nangka Rempek, Semongka dan Lendang Jeliti. Bahkan sisa-sisa kepercayaan kepada suatu benda masih tersisa sampai sekarang.

Pada prinsipnya bentuk ritual Wetu Telu dapat disederhanakan ke dalam dua bentuk perwujudan yaitu.




  1. Penghormatan Terhadap Roh


Keyakinan komunitas Islam Wetu Telu adalah percaya kepada makhluk halus yang bersemayam pada benda mati atau benda tertentu atau memiliki kekuatan tetapi tunduk di hadapkan kekuatan Tuhan. Menyangkut Roh leluhur, mereka percaya bahwa Adam dan Hawa merupakan asal usul nenek moyang kita.


Untuk penghormatan terhadap leluhur yang terdahulu mereka memperlakukannya secara berlebihan. Mereka beranggapan bahwa  kuburannya sebagai makam keramat sedangkan dari kelompok-kelompok yang terakhir mereka kuburkan di pemakaman biasa.


2. Penyelenggaraan Upacara Tertentu


Banyak bentuk ritual yang dihayati dan dijalankan oleh komunitas Islam Wetu Telu, antara lain.


I.    Perayaan Hari besar Islam


Perayaan Hari Besar Islam bukan hanya dilakukan oleh masyarakat Islam dari kalangan Ahlussunnah Wal Jamaah, akan tetapi Perayaan Hari Besar Islam dilaksanakan secara rutin oleh masyarakat Islam Wetu Telu. Perayaan-perayaan tersebut dilakukan untuk mengenang kembali dan mengambil nilai-nilai yang positif.


Adapun bentuk-bentuk uopacara Islam Wetu Telu seperti :




  • Roah Wulan dilaksanakan pada bulan Sya’ban

  • Selamatan Qunut dilaksanakan pada bulan Ramadhan

  • Maleman Likuran dilaksanakan pada bulan Ramadhan

  • Malaman Fitrah dilaksanakan pada bulan Ramadhan

  • Lebaran Topat dilaksanakan pada bulan Syawal

  • Qulhu Sataq dilaksanakan pada bulan Syawal

  • Selamatan Bubur Putiq dilaksanakan pada bulan Syafar

  • Selamatan Bubur Abang dilaksanakan pada bulan Syafar

  • Ngangkat Syare’at Maulud dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal

  • Teq Berat Isra’ Mikraj dilaksanakan pada bulan Rajab.


 II       Upacara Peralihan Individu


Upacara Peralihan Individual dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur dan berharap akan menemukan perjalanan hidup yang lebih baik. Perjalanan hidup yang dimaksudkan adalah perjalanan ketika masih hidup di dunia maupun kehidupan di hari kemudian.


Upacara yang terkait dengan seseorang atau individu yang dilaksanakan pada waktu masih hidup disebut gawe urip sedangkan upacara ritual yang dilaksanakan setelah orang tersebut meninggal dunia disebut gawe pati.




  1. Gawe Urip



  • Buang au (upacara kelahiran)

  • Ngurisang (potong rambut)

  • Molang malik

  • Ngitanang (sunatan)

  • Merosok (meratakan gigi)

  • Merariq

  • Saur sesangi (memenuhi sumpah)

  • Rowah bale


2. Gawe Pati

  • Selamatan nyusur tanaq (pemakaman)

  • Nelung (ritual hari ketiga)

  • Mituq (ritual hari ketujuh)

  • Nyiwaq (ritual hari kesembilan)

  • Matang puluh (ritual hari keempat puluh)

  • Nyatus (ritual hari keseratus)

  • Nyiu (ritual hari keseribu)

  • Naonin (ritual pada hari kematian)selamatan mengasuh


I II.    Upacara Siklus Tanam


 Banyak ritual yang dilakukan pada waktu melangsungkan proses menanam suatu jenis tumbuhan yang disebut adat bonga padi. Upacara ini dilakukan sebagai rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa dan berharap agar segala sesuatu jerih payah pada waktu menanam dapat lebih bermanfaat. Prosesi atau ritual ini merupakan salah satu bentuk aplikasi masyarakat Islam Wektu Telu dalam Pengelolaan sumber daya alam.


Bentuk-bentuk upacara adat seperti itu disebut adat bunga padi. Adat tersebut dilakukan pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan musim tanam atau kalender yang telah ditentukan dalam sistem penanggalan. Adapun bentuk-bentuk adat bonga padi antara lain :




  • Ngaji makam Turun Bibit

  • Ngaji Makam Tunas Setamba

  • Ngaji Makam Ngaturang Ulak Kaya

  • Nyelametang Pare

  • Ngaji Ngrangkep

  • Rowah Sambi

  • Rowah Gelang

  • Selametang Kuta(lawang Desa)

  • Selamatan Obor (Subak)


Untuk pelaksanaan setiap upacara tersebut khususnya untuk adat bonga padi dilakukan dengan memakai kalender Islam (Tahun Hijriah) tetapi juga mempergunakan pola dan sistem penghitungan kalender Islam Wetu Telu. Kalender tersebut mengenal  Siklus 8 tahunan, 12 bulanan, dan 7 hari dalam seminggu, dengan nama tahun-tahun alif, dan seterusnya.


Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal gumi sasak untuk SD/MI Kelas VI oleh H. Sudirman dkk.

read more

Cara Mendapatkan Uang di Internet

Survey? Langsung dapat Rupiah? Masa iya??

 

Mungkin pertanayan itulah yang ada di benak sobat online semua,. Saya berani katakan ini benar-benar real alias nyata. Program survey ini bernama ipanelonline. Merupakan program survei dari iPanel Online Market Research Co.Ltd, yaitu perusahaan riset pasar yang dilakukan secara online melalui internet. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2004 di Shanghai, China. Integritas dan kualitas adalah kunci utama iPanelonline untuk tetap eksis dan berkembang hingga saat ini. Dalam kurun waktu 8 tahun, ipanelonline telah mengembangkan sayap perusahaannya hingga ke beberapa negara, seperti Hongkong, Taiwan, India, Thailand, Indonesia, Malaysia, Australia, New Zealand, Jepang, Korea,Vietnam, Filipina, dll. Untuk wilayah Indonesia, ipanelonline membuka cabang yang bernama id.ipanelonline

 


 

 

 

Caranya gimana?

1. Daftar di www.id.ipanelonline.com. atau klik banner.


 

2. Isi data-data sobat, terusin sampai step terakhir. 
Nah, kadang-kadang pas kita mau daftar, tiba-tiba ada tulisan Your IP, use more than the limit number of times. Sobat ga usah bingung, saya juga pas mau daftar kayak gitu. Itu karena IP address kita yang ga stabil, atau sudah pernah dipake orang laen. Solusinya dartar di warnet atau pake komputer   laen. Saya aja dulu pake komputer kakak.
 
3. Selesaikan survey di menu Online Survey, menu ini terdapat di sebelah atas, selesaikan semua survey yang ada. Sekedar saran dari saya jangan meremehkan poin kecil, karena untuk payout minimal 2000 poin. Tapi syaratnya sobat harus menjawab survey dengan jujur dan tidak bermain curang. 


Namun selain ngisi survey, program id.panelonline ini juga menyediakan sarana untuk meraup poin dengan cara lain...

1. My Opinions; Masuk ke menu Opinions, lalu pilih My opinions. Isi pendapat sobat seperti sobat update status di facebook dan jangan lupa masukan kode verifikasinya, lalu submit, maka sobat akan mendapatkan 1 poin. Lumayan...hehe..




 

2. My Comments; Masuk ke menu Opinions seperti diatas, lalu pilih My comments. Isi komentar sobat seperti my opinions diatas dan jangan lupa masukan kode verifikasinya, lalu submit Lumayan lagi, sobat bisa dapat tambahan poin tiap hari..


3. Invite Friends, ini merupakan cara terakhir. Sobat masuk ke menu Online Survey. Liat sebelah kanannya, ada tulisan member invitation dan suatu link website. Sobat bisa mengajak temen-temen sobat berpartisipasi dalam survei ini dengan mengklik tulisan email itu atau meng-copy link tersebut. Wahh, lumayan lagi buat dapet tambahan poin..hehe..

 


 

  Untuk penukaran uang, klik menu redeem. Lalu pilih jumlah uang yg sesuai dengan poin sobat. Penukaran uang ini bisa dilakukan melalui paypal. Penukaran poin yaitu :
2000point:20000 ribu/IDR
5000point:50000 ribu/IDR 
10000point:100000 ribu/IDR


 


 

 

 

Selamat bekerja meraup rupiah..hehe.

 

Daftar langsung di www.id.ipanelonline.com 

Sumber : http://izzy-earn.blogspot.com/2012/03/cara-dapat-uang-dari-internet4.html
read more

Cerita Panji Anom

Dahulu kala di daerah Lombok Timur ada seorang raja bernama Raden Panji Anom. Dia memerintah di sebuah kerajaan kecil yang subur makmur. Rakyat hidup tenteram dengan hasil pertanian yang melimpah ruah. Raden Panji Anom memimpin rakyatnya dengan bijaksana dan adil. Ia sangat disayangi oleh semua rakyat.


Raden Panji Anom mempunyai sembilan   orang istri. Akan tetapi tidak merasakan kebahagiaan, beliau sangat sedih dan masgul karena selama ia kawin dengan kesembilan  orang istrinya tak satu pun yang dapat memberikan ia keturunan. Ia belum mempunyai anak walau seorang pun.


Berbagai usaha telah dilakukan agar ia mempunyai anak. Ia telah mencari dukun sakti, pergi bertapa ke goa-goa, bedoa siang dan malam, dan melakukan pengobatan dengan berbagai cara, namun usahanya tetap belum berhasil. Ia hampir putus asa.


Pada suatu malam ketika sedang merenung sendiri, tiba-tiba datang seorang kakek tua bernama Kakek Betal Jemur dan berkata “ Wahai putraku Raden Panji Anom. Kamu tidak akan pernah mempunyai anak  dengan mencari dukun-dukun sakti. Sekarang coba ikuti petunjukku. Pergilah ke pantai Tanjung Menangis, bawalah semua istri dan pengiringmu. Di sana kamu mandi suci, dan selepas itu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Apabila selesai berdoa kamu ajak prajuritmu untuk memancing ikan di sana. Camkanlah petuahku ini, mudah-mudahan Tuhan memberkatimu” Setelah berkata demikian, Kakek Betal Jemur langsung menghilang.


Raden Panji Anom sangat suka cita hatinya. Keesokan harinya, ia pergi ke pantai Tanjung Menangis untuk melaksanakan nasehat Kakek Betal Jemur itu. Di sana mereka mandi suci, membersihkan diri dari kotoran lahir dan batin. Selesai mandi lalu berdoa bersama. Kemudian dilanjutkan dengan memancing ikan di pinggir pantai.


Konon kabarnya di sebelah utara Pulau  Lombok ada seorang Raksasa sakti bernama Danawe Kembar yang mendiami Gunung Kembar. Raksasa itu mempunyai putri  yang sangat  buruk mukanya dan juga memiliki kesaktian yang hebat namanya Danawe Sari.. Pada suatu hari Danawe Kembar berkata kepada Danawe Sari “ Wahai putriku, aku belum puas melihat kesaktianmu. Aku ingin menguji sejauh mana perkembangan kesaktianmu selama ini. Oleh karena itu engkau akan kulemparkan ke laut . Apakah kau siap?” Tanya Danawe Kembar.


“ Hamba siap, apa saja perintah Ramanda” kata Danawe Sari.


Danawe Kembar memerintahkan prajurit raksasanya untuk membuat peti mayat. Di dalam peti itu Danawe Sari dimasukkan lalu dilemparkan ke laut.


Pada saat memancing, tiba-tiba tali kailnya ditarik oleh sesuatu yang sangat berat. Raden Panji Anom memerintahkan prajuritnya untuk menarik tali kail. Apa yang terjadi ? Ternyata bukan ikan yang didapatkan, melainkan sebuah peti yang besar dibuat dari kayu jati dan bergembok. Lebih aneh lagi, ketika peti itu dibuka, ternyata isinya adalah seorang gadis cantik yang sangat manis dan ayu. Kecantikannya bagaikan bulan yang pemurah. Senyumnya mengulum manis dan ada lesung pipit di kedua pipinya. Wajahnya bulat oval dan matanya tajam berseri. Rambutnya hitam ikal mayang dan dikonde sebagian, menambah indah kecantikannya.


Raja Panji Anom terpesona, ia bertanya,” Wahai gadis manis. Dari manakah kamu berasal? Siapakah orang tuamu dan mengapa kamu ada di peti dihanyutkan oleh air laut seperti ini?. Tolong ceritakan wahai putri ayu!”


“ Ampun Tuanku, hamba pun tidak tahu dari mana hamba berasal. Hamba juga tidak tahu siapa orang tua hamba. Hamba adalah musafir yang terbuang dan terlunta-lunta dihanyuatkan air samudra.” Jawab Putri ayu dalam peti berbasa basi.


Raja Panji Anom langsung jatuh cinta dan membawa gadis cantik itu pulang ke istana untuk dinikahi. Kesembilan  istrinya setuju saja bermadu dengan gadis cantik itu dan penuh kesabaran karena raja memang ingin punya putra.


Setelah peristiwa itu, beberapa bulan kemudian kesembilan  orang istri raja hamil. Tetapi sayang, cinta dan kasih sang sang Raja telah tumpah ruah kepada gadis peti yang sangat cantik itu. Hari demi hari raja mabuk kepayang. Sampai-sampai ia melupakan dan menyia-nyiakan kesembilan  istrinya. Tidak pernah diurus sama sekali. Raja benar-benar lupa.


Setelah berhasil menjerat cinta sang Raja, gadis peti itu berterus terang bahwa ia sebenarnya putri dari Danawe Kembar yang ada di Gunung Kembar. Ia juga memberitahukan namanya Danawe Sari. Tetapi Raden Panji Anom tidak mau peduli siapa pun dia. Bahkan cintanya semakin menjadi-jadi seperti air bening yang tak putus mengalir di kali.


Danawe Sari iri hati kepada kesembilan  orang istri raja yang sudah hamil, sedangkan ia sendiri tidak bisa hamil. Danawe Sari meminta kepada Raden Panji Anom agar mengasingkan kesembilan  istrinya ke sebuah goa yang tidak jauh dari tempat itu. Raja Panji Anom menurut saja. Kesembilan  istrinya lalu diasingkan ke sebuah goa dengan bekal sederhana dan lampu penerang seadanya.


Di goa itulah mereka melahirkan anak laki-laki semua. Danawe Sari mendengar berita itu. Suatu malam ia menyusup ke goa dengan bentuk aslinya seorang raksasa perempuan. Ia membunuh semua anak yang baru dilahirkan itu. Dia juga mencongkel semua mata istri raja dengan kukunya sehingga semuanya buta. Bola-bola mata itu dibungkus lalu diantarkan ke Gunung Kembar kepada ayahnya.


         Berkat pertolongan Tuhan, ada seorang anak yang tidak terbunuh. Setelah delapan tahun berlalu anak tersebut besar di dalam goa. Tiba-tiba datang Kakek Betal Jemur memberitahukannya bahwa ayahnya adalah seorang raja bernama Raden Panji Anom. Oleh kakek Betal Jemur anak tersebut diberi nama Raden Panji Segara dan diantarkan ke hadapan ayahnya.


Raden Panji Segara pergi ke istana menemui ayahnya. Di sana ia mengakui tentang kelahirannya di dalam gua dan turut dibenarkan oleh Kakek Betal Jemur. Raja Panji Anom sangat gembira. Namun sebaliknya Danawe Sari sakit hati. Walaupun begitu ia berusaha menahan sakitnya dan pura-pura cinta kepada Raden Panji Segara.


Pada suatu hari Danawe Sari ingin mengirim Raden Panji Segara ke Gunung Kembar untuk menuntut ilmu kesaktian pada Danawe Kembar. Raden panji Anom setuju saja atas usul Danawe Sari itu. Danawe Sari lalu menulis surat untuk ayahnya dan dimasukkan ke dalam amplop.


Di tengah jalan Raden Panji Segara dihadang oleh Kakek Betal Jemur dan melihat isi surat itu. Surat itu berbunyi demikian:


Ayahanda Danawe Kembar. Ini hamba kirim anak dari madu hamba. Dia satu-satunya musuh ananda yang sangat berbahaya Dia calon pewaris kerajaan ayahnya. Tolong ayah bunuh dia dan sisakan ananda biji matanya .Salam Nanda Danawe Sari.


Setelah dibaca oleh Kakek Betal Jemur, surat itu dirobek dan diganti isinya menjadi begini :


Wahai ayahanda yang maha sakti. Syukurlah ananda telah dikaruniai seorang anak laki yang tampan. Ini dia hamba utus satu-satunya anak hamba yang menjadi calon raja namanya Raden Panji Segara. Sesuai denga pengalaman ananda di tengah segara. Oleh karena itu tolong ajarkan ilmu kesaktian ayah, bila perlu melebihi kesaktianku. Apabila anak ini sudah pandai berikan ia empat pasang bola mata yang ayah simpan dan suruhlah cepat-cepat pulang karena negara membutuhkannya. Ananda akan merasa bangga punya anak sakti.  Salam nanda. Danawe Sari”


Setiba di Gunung Kembar, Raden Panji Segara diterima dan diajar olah kanuragan dan berbagai kesaktian. Ia mengalami kemajuan pesat karena ia memang putra raja yang tangkas dan cerdas. Setelah beberapa hari ia telah memiliki kesaktian melebihi Danawe Sari. Raden Panji Segara disuruh pulang ke istana dan diberikan membawa bungkusan ajaib berisi 4 pasang bola mata.


Di istana kerajaan terjadi gempar. Setelah Raden Panji Segara pulang, terbongkarlah kedok rahasia kejahatan Danawe Sari. Danawe Sari bingung mengapa ayahnya tidak membunuh Panji Segara. Ia sangat marah dan sakit hati. Raden Panji Segara menceritakan kejadian yang sebenarnya dari awal sampai ia pulang dari gunung kembar. Danawe Sari membela diri dengan berbagai dalih, tetapi bola mata itulah yang menjadi bukti nyata. Dan di dalam gua sana masih hidup menderita 4 orang permaisuri yang hidup dalam kegelapan tidak bisa melihat.


Raja Panji Anom sangat marah. Untuk membuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah , Raden Panji Segara disuruh perang tanding dengan Danawe Sari. Danawe Sari mengeluarkan sumbar, “ Anak ingusan bau kencur, mana bisa menang melawan kesaktianku yang sempurna” ejeknya.


Raden Panji Segara tenang saja. Akhirnya terjadilah pertempuran sengit. Danawe Sari mengubah wujudnya menjadi seorang Raksasa Betina Giginya runcung dan baunya amis menyengat. Raja Panji Anom muntah melihatnya. Raden Panji Segara tidak memberikan kesempatan kepada  Danawe Sari untuk membuat ulah di istana. Ia langsung menyerang. Tentu saja terjadi pertempuran seru. Masing-masing mengeluarkan kesaktian. Danawe Sari mengubah diri jadi api, Raden Panji Segara mengubah diri jadi air. Semua kesaktian dikerahkan sampai menjadi binatang buas, menjadi kelelawar dan sebagainya namun semuanya dapat diimbamngi oleh Raden Panji Segara.


Ada satu kesaktian yang belum diajarkan oleh Danawe Kembar kepada Danawe Sari. Dan kesaktian itu telah diajarkan kepada Raden Panji Segara. Yaitu kesaktian meniup seruling buluh perindu. Siapa saja musuh yang ditujukan jika ia mendengar bunyi buluh perindu itu akan langsung teler, sampai lupa diri. Kesempatan itulah digunakan oleh Raden Panji Segar untuk membunuh Danawe Sari.


Akhirnya Danawe Sari dapat dikalahkan. Raja Panji Anom menyadari kesalahannya selama ini, telah mabuk cinta oleh seorang gadis cantik yang ternyata putri raksasa yang jelek dan busuk. Raja Panji Anom pergi menjemput kesembilan  istrinya di goa dan di kembalikan biji mata mereka. Raja Panji Anom meminta maaf kepada istri-istrinya. Di sana mereka berpelukan bertangis-tangisan saling memaafkan. Karena semua kejadian yang lalu adalah merupakan suratan takdir Tuhan Yang Maha Esa. Menjadi pelajaran buat kita.



Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal gumi sasak untuk SD/MI Kelas VI oleh H. Sudirman dkk.
read more

Silsilah Batu Dendeng

Silsilah ini diawali dengan kisah Datu (Raja) Sempopo yang belum mengenal hukum agama, khususnya dalam hal perkawinan. Karena ketidaktahuannya terhadap hukum tersebut ia mengawini saudaranya sendiri, neneknya, dan lain-lain. Sebagai akibat dari perbuatannya itu ia mendapat kutukan Yang Mahakuasa yakni meluapnya air laut di Pena (daerah yang sekarang menjadi wilayah kecamatan Praya Timur). Luapan air laut tersebut menenggelamkan daerah Sempopo beserta beberapa daerah lainnya seperti Pejanggik,  bahkan terus ke barat  yakni di Gunung Tela.


Setelah kejadian tersebut kemudian disusul dengan adanya usaha-usaha dari para penguasa setempat untuk melepaskan diri dari kerajaan. Hal ini mengakibatkan adanya  daerah-daerah kekuasaan baru dengan rumpun-rumpun keluarga raja yang baru pula. Sebagai contoh, Raja Kedaro yang dikenal juga dengan nama Panjisari Kedaro pindah ke Tendaun. Ia mempunyai seorang putera bernama Tumenggung Re yang kelak berkuasa di Kentawang. Hal serupa juga dilakukan oleh rumpun-rumpun kedatuan (keluaga raja) yang lain, seperti Harya Lesong anak Demung Batu Dendeng dengan daerah kekuasaannya  di Lesong.dan Masrum yang pindah ke Padamara, Den Gunaksa ke Penunjak, Den Jae yang berkuasa di Pujut bersama dengan yang lainnya. Mereka berada dalam serumpun dialek  yaitu dialek Bahasa “ Hiku Hiyak ”.


Silsilah ini bertutur  pula tentang masuknya Bangsa Jawa yang mengalahkan penduduk pribumi. Beberapa penduduk di antara penduduk pribumi yang kalah ditawan ke Jawa, yakni di Kerajaan Busingcili. Akan tetapi nakhoda Lewin dari tanah Pesisir yang beristri seorang Bangsawan Sasak dari keluarga Batu Dendeng telah berhasil menyelamatkan mereka.


Pada bagian tutur mengenai Kuripan disebutkan tentang adanya seseorang yang sakti bernama Ki Rangga yang telah membuat heboh di Kuripan.   Ki Rangga yang sangat sakti ini tidak dapat ditaklukkan meskipun dengan bantuan Pujangga Pejanggik. Namun pada akhirnya Ki Rangga dapat dikalahkan oleh seorang pemuda bernama Hama Kuwi. Ki Rangga masih dapat melarikan diri ke Tabuak. Baru di Tabuak inilah Ki Rangga dapat benar-benar dikalahkan oleh dua orang jagoan dari Batu Dendeng bernama Neq Dipati dan Arya Pati. Sekarang di Tabuak terdapat sebuah Bukit bernama Bukit Tirangga yang kemungkinan besar berasal dari nama Ki Rangga dalam kisah tersebut.



Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal gumi sasak untuk SD/MI Kelas VI oleh H. Sudirman dkk.
read more

Babad Sakra

Ringkasan Babad Sakra


Babad Sakra yang ditulis oleh Raden Barak dari Desa Kuripan ini memulai tuturnya tentang situasi politik di desa Sakra. Dikisahkan, sebagai akibat berkuasanya Raden Surya Jaya yang sebenarnya belum dianggap tepat, banyak memberikan andil atas kekalahan dan kehancuran desa Sakra. Dalam kemudaannya di bidang usia, ilmu pengetahuan, dan siasat, serta sikap, Raden Surya Jaya telah menyeret Sakra kepada situasi yang begitu rumit dan akhirnya berakibat fatal. Ia kurang mempedulikan nasehat-nasehat para tetua, baik dari pemuka Agama atau para sesepuh yang telah memiliki banyak pengalaman hidup, ilmu kearifan dan ilmu siasat yang tinggi. Berulang kali kemenangan hampir diraihnya, akan tetapi akibat “tingkah kemudaannya” ia telah jatuh  kembali dan mengalami kekalahan.


Pada bagian tengah dari babad ini bertutur mengenai situasi Kerajaan Mataram di Karang Asem Sasak,  seperti yang terdapat pula pada babad Praya.  Bagian ini bercerita tentang perang saudara antar Kerajaan Mataram dengan Karang Asem Sasak. Di bagian ini diceritakan pula tentang latar belakang kehancuran Kerajaan Karang Asem Sasak (Singasari) yang diperintah oleh seorang raja  wanita yang bernama Dewa Cokorda yang  bergelar Dewa Agung. Tingkah laku Dewa Agung yang kurang terpuji karena paham kebebasan sex  (free sex)  yang dianutnya. Ia berpaham bahwa siapa pun bebas melakukan hubungan sex dengan siapa pun. Hal ini  telah menjerumuskan Kerajaan Karang Asem Sasak ini ke jurang kehancurannya. Bermula dari perbuatan adiknya, Ayu Putri yang menikah dengan putra Raja Mataram, akan tetapi ia melakukan penyelewengan dengan Gusti Gde. Hal inilah yang kemudian menjadi puncak kemarahan  Mataram karena Dewa Agung melindungi perbuatan tercela adiknya dan tidak mengizinkan Ida Ratu Mami Ayu Putri untuk menghukum (membunuh) Gde Dangin. Perang saudara pun tak dapat dielakkan lagi antara Singasari dengan Mataram. Dalam peperangan ini ditonjolkan peranan beberapa orang-orang yang dianggap pahlawan, seperti  Gde Bonaha Mumbul, Neneq laki Batu dan Neneq Laki Galiran (dua bersaudara dari Kuripan), Gusti Gde Wanasari,dan anak Agung Ketut Karang. Namun Laki Batu kemudian membuat gara-gara sampai menimbulkan perang dengan Pagutan. Pada saat itu Mataram telah memperoleh kemenangan. Pagutan yang dahulunya pernah membantu Mataram dihancur leburkan oleh Mataram hanya karena masalah Wanita (perkawinan yang gagal).


Melalui tutur yang berliku-liku dan panjang, akhirnya Babad Sakra sampai pada kisah pertempuran besar-besaran (pemberontakan) Sasak terhadap kerajaan Mataram Lombok. Tutur babad Sakra pada bagian yang disebut terakhir ini terdapat pula pada babad Praya dengan ulasan yang meskipun berbeda versinya, akan tetapi pokok isinya sama.



Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal gumi sasak untuk SD/MI Kelas VI oleh H. Sudirman dkk.
read more

Babad Selaparang

Ringkasan Babad Selaparang


Raja Selaparang, Prabu Kertabumi, mempunyai seorang patih bernama Arya Sudarsana. Patih Arya Sudarsana ini bermukim di Prigi dengan Seratus Kaumnya. Arya Sudarsana yang juga Banjar Getas inilah yang dari awal tutur menjadi biang keladi segala kehebohan.


Di Selaparang, Banjar Getas diusir gara-gara kecemburuan raja. Banjar Getas mengantar persenmbahan perkutut putih mulus ke Selaparang. Ketika itu permaisuri prabu Kertabumi melihat Banjar Getas, lalu terjatuh dari tangga dan pinsan. Terjadilah perkelahian, Banjar Getas melarikan diri ke Brenga lalu ke Pena dan kemudian ke Pejanggik Akhirnya ia dapat mengambil hati Datu Pejanggik yang bergelar Meraja Kusuma, Raja Selaparang yang mengetahui bahwa Datu Pejanggik telah memberikan perlindungan kepada Arya Sudarsana, meminta Datu Pejanggik agar menyerahkan Arya Sudarsana ke Selaparang untuk diadili dan mempertanggung jawabkan perbuatannya. Datu Selaprang mengingatkan Datu Pejanggik bahwa Arya Banjar Getas akan mendatangkan bencana, Datu Pejanggik yang seperti kena guna-guna menyayangi Arya Banjar Getas, Berusaha tetap mempertahankan dan menggantinya dengan mempertasembahkan wanita dan kuda kepada Raja Selaparang. Raja Selaparang tersinggung dan menyesalkan sikap saudaranya di Pejanggik.


Dalam naskah ini dikisahkan pula perkawinan antara Datu Pejanggik dengan Putri Para demung yaitu Rangga Tapon di Bayan, Datu Banua dan Datu Kentawang. Selain itu dalam naskah ini diceritakan juga tentang kejadian salah pilih sewaktu meminang Putri Rangga Tapon. Yang terpilih adalah Putri lurah bernama Lala Dewanti, Putri Rangga Tapon, Dewi Junti akhirnya dikawinkan dengan Banjar Getas. Secara diam-diam Rangga Tapon memendam kekecewaan terhadap kejadian ini.


Rupanya ramalan terhadap Banjar Getas oleh Raja Selaparang ternyata benar. Banjar Getas tidak begitu tulus dalam pengabdiannya terhadap Pejanggik. Dewi Junti (istrinya) sempat pula disia-siakannya sehingga menimbulkan amarah sang  Dewi.


Diceritakan bahwa Banjar Getas dalam suatu kunjungan ke Karang Asem Bali bersepakat dengan temannya yang bernama I Gusti Bagus Alit untuk menggempur Pejanggik. Kemudian peperangan berkecamuk. Adanya perang yang lama dan pasang surut jatuhlah Raja Pejanggik. Raja Pejanggik mengungsi ke Taliwang  Sumbawa.


Sebagai sasaran kedua yang akan diserang oleh persekongkolan antara Banjar Getas dengan I Gusti Bagus Alit adalah Kerajaan Selaparang. Dengan berancang-ancang pada pendirian Kerajaan Karang Asem di Sweta dan Mataram kekuatan untuk meruntukan Selaparang disusun dan diatur dengan seksama. Dalam pertempuran antara Selaparang di babad ini dikisahkan kekacaubalauan tentara Bali yang dikalahkan oleh pasukan menjangan yang terdiri atas sembilan ekor. Pasukan kijang ini sebenarnya sembilan orang wanita  sakti yang dikirim dari Bayan untuk membantu Selaparang.


Pasukan Bali tidak mau menyerah begitu saja, akhirnya dituturkan bahwa meskipun rakyat Selaparang telah bertahan mati-matian dalam keadaan jatuh bangun, sering pula mendapatkan keunggulan atas musuhnya. Namun takdir menetapkan bahwa Selaparang mengibarkan bendera putih tanda menyerah. Selaparang akhirnya tunduk kepada kekuasaan Karang Asem, berkat adanya permainan licik dari Banjar Getas dan atas kelicikannya itu telah menciptakan sebuah legenda.


Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal gumi sasak untuk SD/MI Kelas V oleh H. Sudirman dkk.

read more

Cerita Doyan Nede

Menurut penuturan naskah Doyan Neda, di Puncak Gunung Rinjani ada seorang raja jin wanita, cucu Nabi Adam yang bernama Dewi Anjani. Dewi Anjani dipesan oleh kakeknya untuk merajai jin di dunia memimpin sekelompok jin bangsawan dan  manusia. Pesan itu kemudian dilaksanakan di mana terlebih dahulu burung sakti milik Dewi Anjani yang bernama Beberi ( Manuk Beriq ) berhasil meratakan gunung-gunung dengan cakar melelanya untuk dijadikan tanah garapan.


Seorang di antara bangsawan  itu bertindak sebagai Penghulu (pimpinan) bergelar ”Penghulu Alim” . Sang Penghulu mempunyai anak laki-laki yang sejak dihamilkan membawa sifat-sifat ajaib. Anak tersebut berada dalam kandungan selama empat tahun dan pada saat baru dilahirkan dia sudah bisa berjalan, fasih berkata-kata, serta lahab menyantap makanan, karena ia sangat kuat makan maka dalam kisah lain dinamakan Doyan Mangan.


Sang Penghulu Alim  merasa malu punya anak seperti itu sehingga berupaya untuk membunuhnya. Berkali-kali telah menyusun dan melakukan upaya pembunuhan atas anaknya, akan tetapi Dewi Anjani yang telah waspada akan hal itu, senantiasa mengirimkan burung Manuk Beriqnya untuk memercikkan  “Banyu urip”, air kehidupan di tubuh  Doyan Nede yang sudah hancur luluh ditimpa kayu atau pun batu,  sehingga Doyan Nede dapat hidup kembali. Kayu dan batu yang sempat menimpa dibawanya pulang. Menurut riwayat, batu yang dipikul oleh Doyan Nede inilah asal nama kerajaan selaparang. Sela artinya Batu, Parang artinya bergerigi, tidak rata.


Dikisahkan kemudian, dengan restu ibunya yang mengasihi Doyan Neda dengan sepenuh hati, berangkatlah Doyan Nede melakukan pengembaraan berbekal sembilan buah ketupat dan pisau kecil ( memaja ). Dalam pengembaraan ini, ia bertemu dengan seorang petapa yang tubuhnya dililit oleh akar pohon beringin. Orang tersebut bertapa karena ingin menjadi raja Lombok sehingga melakukan pertapaan cukup lama. Sang  petapa lalu diselamatkan oleh Doyan Nede dengan mengeluarkannya dari cengkraman akar beringin. Selanjuttnya diangkat sebagai saudara dan diberi julukan ”Tameng Muter”. Pada pengembaraan berikutnya, mereka menjumpai petapa lain  yang dililit suluran rotan. Petapa itu ditolongnya pula, diangkat sebagai saudara dengan julukan ”Sigar Penyalin”. Akhirnya ketiga pemuda berjanji untuk menjadi saudara dan berjuang bersama-sama. Mereka kemudian melanjutkan pengembaraan, menyusuri hutan belabtara.


Dalam kisah pengembaraan ini mereka berhasil mengalahkan raksasa Limandaru, ada yang menyebutnya raksasa Walmunik. Raksasa tersebut pernah menculik tiga orang putri berasal dari pulau Jawa yaitu putri kerajaan  Maja Pahit,  Madura dan Jawa Tengah. Tiga orang putri itu diamankan di sebuah goa bernama goa Sekaroh. Masing-masing bernama Mas Ari Kencana ( Putri Majapahit), Dewi Ni Ketir ( Putri Madura ), dan Dewi Indra Sasih ( putri Jawa Tengah).


Doyan Nede, Tameng Muter dan Sigar Penyalin berhasil mengalahkan raksasa Walmunik lalu mengawini ketiga putri itu. Doyan Nede kawin dengan Mas Ari Kencana, Tameng Muter dengan Dewi Ni Ketir, dan Sigar Penyalin dengan Dewi Indra Sasih.


Tuturan berikutnya mengisahkan tentang kedatangan nakhoda Jawa yang turun untuk mengambil air minum di pulau Lombok. Nakhoda Jawa ini jatuh cinta kepada ketiga putri yang telah berstatus istri. Maka terjadilah  pertempuran, Doyan Nede beserta saudaranya berhasil mengalahkan nakhoda dan anak buahnya. .Seluruh isi kapal milik nakhoda diserahkan kepada Doyan Nede begitu pula anak buahnya untuk dijadikan abdi.


Setelah nakhoda itu mengetahui bahwa putri itu adalah yang sebenarnya putri Majapahit, putri Madura dan Jawa Tengah, maka mereka tunduk mengabdi. Doyan Nede membangun Jero Baru, kemudian diserahkan kepada Tameng Muter. Sedangkan Doyan Nede mencari ayahnya Pengulu Alim di Seleparang, dan di sana ia mendirikan kerajaan Selaparang. Sedangkan Sigar Penyalin diutus untuk membangun kerajaan di daerah utara yaitu di Sembahulun,( Sembalun).


Kisah selanjutnya, Raden Sigar Penyalin melanjutkan pengembangan wilayah samapai ke Pulau Menang ( Bayan ). Di sana ia mendirikan kerajaan Bayan, yang akhirnya kerajaan dilanjutkan oleh putranya yang pernah hilang di Bilok Petung.


Mengenai kerajaan Pejanggik, dikisahkan bahwa putra Doyan Nede dari perkawinannya dengan Mas Ari Kencana mendirikan kerajaan Pejanggik. Pada awal kisahnya, Dewi Mas Ari Kencana mengidamkan putranya dan saat mengidam ia sangat ingin makan mangga yang bernama Poh Jenggik. Setelah berhasil didapatkan, maka biji Poh Jenggik itu ditanam di sebelah timur Peraya dan inilah cikal bakal kerajaan Pejanggik, Di kemudian hari raja Pejanggik bergelar Dewa Mas Meraja Kusuma.


Mengenai Tameng Muter yang memimpin kerajaan Jero Baru, mempunyai putra yang sangat cerdas dan tampan. Putranya ini kemudian mendirikan kerajaan Langko dengan gelar Pangeran Langkasari. Banyak kalangan yang  sependapat dengan babad ini bahwa inilah cikal bakal berkembangnya kerajaan-kerajaan di pulau Lombok, yaitu generasi penerus pulau ini merupakan keturunan dari orang-orang sakti pada zaman dahulu.


Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal gumi sasak untuk SD/MI Kelas V oleh H. Sudirman dkk.

read more

Cerita Cupak Gerantang

Lontar Cupak Gerantang yang ditulis dalam bentuk sekaran dengan pengantar bahasa Sasak ini membuka tuturannya dengan menceritakan penculikan terhadap putri Daha oleh raksasa Limandaru.L imandaru yang berarti raksasa bermuka gajah dengan sorotan mata bagai api adalah raksasa yang sangat sakti dan sudah lama mengidam-idamkan putri  Daha untuk dijadikan anaknya.  Hasrat Si Limandaru pun terwujud.   Putri Daha yang berhasil diculuknya disembunyikan di dalam goa.


Prajurit Daha kemudian dikerahkan untuk merebut kembali putri yang diculik itu. Prajurit kerajaan di bawah pimpinan Raden Panji (kekasih sang putri) juga ikut dikerahkan, akan tetapi  semuanya menemui kegagalan. Sang Putri tetap ditangan Limandaru.  Bahkan Raden Panji sendiri nyaris menemui ajalnya. Rasa malu dan kecewa karena kegagalan ini membuat Raden Panji memutuskan untuk pergi berkelana mencari kesaktian.


Tersebutlah seorang abdi kerajaan Daha yang lolos dari cengkraman maut bernama si Bosok. Ia bersedia mengikuti pengembaraan Raden Panji, asalkan diakui sebagai saudaranya. Kedua insan itu pun pergi bertafa ke gua Galagala. Berkat  kekuasaan Tuhan, keduanya menjelma kembali menjadi anak kecil. Si Bosok yang dimandikan di Pekuburan Keramat diberi nama Raden Cupak. Rupa wajah Raden Cupak sangat serem dengan kepala botak dan perut gendut. Sedangkan Raden Panji yang disucikan di sebuah mata air diberi nama Raden Gurantang yang wujud fisiknya sangat baik, ampan, serta dengan perangai halus dan budi pekerti luhur.


Selanjutnya diceritakan Cupak dan Gurantang melakukan pengembaraan. Pada suatu saat mereka bertemu dengan Amaq Bangkol dan Inaq Bangkol.  Mereka mengangkat Raden Cupoak dan Raden Gurantang sebagai anak.


Pada lanjutan kisah, Selama menjadi anak angkat Inaq Bangkol, terlihat perbedaan perangai kedua tokoh ini. Raden Cupak yang bertampang buruk mewakili sifat-sifat yang buruk. Hatinya busuk, tidak jujur, pemalas, serakah, dan perbuatan culas lainnya. Sedangkan Gurantang dengan tampang yang bagus mewakili sifat-sifat yang bagus pula seperti jujur, tulus ikhlas, rela berkorban, rajin, rendah hati,dan sejenisnya. Meskipun ia memiliki kesaktian yang tinggi, tetapi tidak sombong.


Cerita dilanjutkan  dengan pengembaran Cupak dan Gurantang. Setelah Raden Cupoak bertingkah laku tidak baik, terhadap Inaq Bangkol dan Amaq Bangkol, Raden Gurantang merasa malu. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan Mengembara tanpa tujuan keluar hutan masuk hutan.


 Pada bagian tengah cerita mengisahkan tentang adanya sayembara dalam rangka merebut kembali putrid Daha dari tangan raksasa Llimandaru. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Raden Gurantang alias Raden Panji. Ia memang sudah lama  bertekad merebut kembali kekasihnya dari tangan Limandaru. Tetapi  rupanya kehadiran Cupak sebagai saudara Gurantang bukan membantu, bahkan merupakan duri dalam daging. Ketika usaha Gurantang menyelamatkan Tuan Putri hamper berhasil, Cupak yang ternyata menaruh hati kepada Tuan Putri tak segan mencelakakan Gurantang dengan jalan menjatuhkannya kedalam dasar Gua. Daalam situasi seperti ini, peran Amaq dan Inaq Bangkol kembali dihadirkan untuk menyelamatkan sang Panji (Raden Gurantang). Pada akhir cerita dituturkan bahwa kebenaran dan kejujuranlah yang akhirnya memperoleh kemenangan walau terlebih dahulu mesti diuji dengan kekalahan, kesengsaraan, dan penderitaan. Di ujung cerita dikisahkan Cupak mengadu kepada Raja bahwa dialah yang membunuh raksasa itu. Untuk menguji kebenaran ceritanya, Cupak disuruh beradu perise melawan Gurantang. Akhirnya Cupak dapat dikalahkan dan Tuan Putri dikawinkan dengan Gurantang ( Raden Panji).



Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal gumi sasak untuk SD/MI Kelas V oleh H. Sudirman dkk.

read more